Rabu, 02 Oktober 2013

.::CAVING::.

PERLENGKAPAN CAVING

  1. Sepatu.
    • Dipilih yang kuat,
    • Tahan terhadap lumpur yang liat,
    • Sol yang kasar sehingga tidak licin oleh lumpur maupun dinding dan lantai gua yang basah.
  2. Coverall (overall)
    • Pakaian khusus yang dapat menahan tajamnya medan dalam gua, yang dapat segera kering apabila basah,
    • Yang dapat melindungi seluruh tubuh dari tumbuhan gatal sekitar mulut gua,
    • Memiliki kantung yang cukup untuk perbekalan dan perlengkapan personal.
  3. Hand glove.
    • Yang dapat menahan dingin,
    • Menyimpan kalor,
    • Menahan tajamnya batuan dalam gua.
  4. Helm.
    • Yang memiliki lapisan kevlar sehingga tidak mudah pecah. Sehingga betul-betul dapat melindungi kepala dari benturan dan runtuhan.
    • Memiliki lilitan terhadap kepala yang nyaman sehingga tidak mengganggun saat kegiatan berlangsung dan tidak melelahkan kepala dan leher
    • Peredaran darah disekitar kepala lancar.
  5. Boom.
    • Pilih yang tidak mudah macet,
    • aliran air kedalam tabung karbit lancar,
    • Tahan benturan.
  6. Survival bag
    Berisi:
    • lilin,
    • korek api,
    • karbit cadangan,
    • batery cadangan,
    • bola lampu cadangan,
    • coklat batangan dan permen.
  7. Senter.
    • Pilih yang tidak mudah korseleting karena air,
    • Jangan dikalungkan pada leher, karena dapat terbelit saat descending atau ascending.
    • Bawa cadangan batery dan bola lampu, dihitung tidak termasuk pada cadangan yang ada di survival bag.
  8. SRT-set.
    SRT-set merupakan alat personal yang selama penelusuran hanya dikenakan oleh seorang saja, tidak boleh bertukar. Panjangnya footloop dan cowstail sebenarnya disesuaikan dengan panjang lengan dan panjang kaki tiap pemakainya.

    ETIKA PENELUSURAN GUA

    1. Sejak semula harus disadari bahwa seorang penelusur gua DAPAT merusak gua, karena membawa kuman, jamur dan virus asing kedalam gua yang lingkungannya masih murni, tidak tercemar. Penelusran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, kantong plastik, botol atau kaleng minuman dan makanan di dalam gua. Membuang benda-benda tersebut adalah LARANGAN MUTLAK juga dilarang mencoret-coret gua dengan benda apapun juga. Karenanya ikutilah MOTTO National Speleological Society (NSS) dari USA: “ Jangan MENGAMBIL sesuatu, Kecuali mengambil GAMBAR”; “ Jangan MENINGGALKAN sesuatu, Kecuali meninggalkan JEJAK”; “ Jangan MEMBUNUH sesuatu, Kecuali membunuh WAKTU”
    2. Gua adalah bentukan alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak gua mendatangkan kerugian yang tidak dapat ditebus. Karenanya jangan merusak gua, mengambil atau memindahkan sesuatu didalam gua tanpa tujuan jelas yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan ilmiah sekalipun, harus diusahakan pengambilan spesimen secara cermat, terbatas dan selektif. Itupun setelah diyakini, bahwa belum tersedia spesimen yang sama didalam laboratorium atau museum dan belum diambil spesimen yang sama oleh ahli speleologi lainnya. Menelusuri dan meneliti gua harus dilakukan dengan penuh RESPEK, tanpa mengganggu, mengusir, merusak atau mengambil isi gua, baik yang berupa benda mati atau yang hidup.
    3. Menelusuri gua harus disertai kesadaran, bahwa kesanggupan dan keterampilan pribadi TIDAK USAH DIPAMERKAN. Sebaliknya ketidakmampuan tidak perlu ditutup-tutupi oleh karena rasa malu. Bertindaklah sewajar-wajarnya, tanpa membohongi diri sendiri dan orang lain. Apabila tidak sanggup, tetapi dipaksakan, maka hal ini akan membawa akibat buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Adalah melanggar ETIKA untuk memandang rendah keterampilan serta kesanggupan sesama penelusur. Juga melanggar ETIKA bila memaksakan diri melakukan tindakan-tindakan diluar kemampuan teknis. Juga apabila belum siap mental atau kesehatan tidak memadai.
    4. Tunjukkan RESPEK terhadap sesama penelusur gua dengan cara :
    • Tidak menggunakan bahan-bahan atau peralatan yang disediakan oleh rombongan lain tanpa persetujuan mereka.
    • Jangan membahayakan para penelusur lain, misalnya menimpukkan batu ketika ada penelusur lain didalam gua, mengambil atau memutuskan tali yang sedang terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang oleh rombongan penelusur lainnya.
    • Menghasut penduduk disekitar gua untuk melarang atau menghalangi rombongan lainnya memasuki gua, karena tidak satupun gua di bumi ini milik perseorangan kecuali apabila gua itu telah dibeli oleh yang bersangkutan. Untuk tujuan ilmiah setiap gua harus dapat diteliti setelah menempuh prosedur yang berlaku.
    • Jangan melakukan penelitian yang sama, apabila ada rombongan lain yang sedang mengerjakan DAN BELUM MEMPUBLIKASIKANNYA.
    • Jangan gegabah menganggap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin betul, bahwa tidak ada orang lain yang juga telah menemukan pula.
    • Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi sensasi atau ambisi pribadi, karena hal ini berarti membohongi diri sendiri, dan dunia ILMU SPELEOLOGI khususnya.
    • Setiap usaha penelusuran gua adalah USAHA BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karena setiap publikasi dari hasil penelusuran gua tidak boleh menonjolkan prestasi pribadi tanpa mengingat jasa sesama penelusur.
    • Jangan menjelek-jelekkan nama sesama penelusur dalam suatu publikasi walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal negatif secara sadar atau tidak sadar. Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur akan memberikan gambaran negatif terhadap semua penelusur gua.
    KEWAJIBAN
    Dunia speleologi diberbagai negara meneruskan himbauan kepada semua penelusur gua agar lingkungan gua harus dijaga kebersihannya, kelestarian dan kemurniannya
    1. Konservasi lingkungan gua harus menjadi TUJUAN UTAMA kegiatan SPELEOLOGI dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh SETIAP PENELUSUR GUA.
    2. MEMBERSIHKAN gua serta lingkungannya, menjadi kewajiban pertama para penelusur gua.
    3. Apabila sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat setiap penelusur gua wajib memberi pertolongan itu.
    4. Setiap penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua. Mintalah ijin seperlunya, bila mungkin secara tertulis dari yang berwenang. Jangan membuat onar atau melakukan tindakan-tindakan yang menyinggung perasaan penduduk. Jangan merusak pagar, tanaman, atau bangunan dan mengganggu hewan milik penduduk.
    5. Bila meminta ijin dari instansi resmi yang berwenang, maka harus dirasakan sebagai kewajiban untuk membuat laporan dan menyerahkan kepada instansi tersebut. Apabila telah meminta ijin nasehat kepada sekelompok penelusur atau seseorang ahli lainnya maka wajib diserahkan pula laporan kepada kelompok penelusur atau penasehat perseorangan itu.
    6. Bagian-bagian yang berbahaya dalam suatu gua wajib diberitahukan kepada kelompok penelusur lainnya, apabila anda mengetahui akan adanya tempat-tempat yang berbahaya.
    7. Sesuai dengan pandangan National Speleological Society (NSS) dari USA, dilarang memamerkan benda-benda mati atau hidup yang ditemukan dalam gua untuk lingkungan NON-penelusur gua atau NON-ahli speleologi. Hal itu perlu untuk menghindari dorongan kuat yang hampir pasti timbul untuk ikut mengambil benda-benda itu guna koleksi pribadi. Bila perlu hanya boleh dipamerkan melalui foto-foto saja.
    8. National Speleological Society (NSS) juga tidak menganjurkan usaha mempublikasikan penemuan di dalam gua atau lokasi dari gua-gua SEBELUM, dinyatakan betul adanya usaha pelestarian oleh yang berwenang, yang memadai. Perusakan lingkungan gua oleh orang-orang awam menjadi tanggung jawab si penulis berita apabila mereka mengunjungi gua-gua itu akibat publikasi dalam media massa.
    9. Dipelbagai negara, setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib di laporkan kepada sesama penelusur melalui media speleologi yang ada. Hal ini perlu supaya jenis musibah yang sama dapat dihindari.
    10. Menjadi kewajiban mutlak bagi setiap penelusur gua untuk memberitahukan kepada rekan-rekan atau keluarga terdekat ke lokasi mana yang akan di telusuri dan kapan ia diharapkan pulang. Di tempat lokasi gua, para penelusur wajib memberitahukan kepada penduduk terdekat nama dan alamat para penelusur dan kapan diharapkan seloesai menelusuri gua. Wajib diberitahukan kepada penduduk siapa yang harus dihubungi, apabila para penelusur belum keluar dari gua sesuai waktu yanjg direncanakan.
    11. Para penelusur wajib memperhatikan keadaan cuaca. Wajib meneliti apakah ada bahaya banjir didalam gua sewaktu turun hujan lebat dan meneliti lokasi-lokasi mana di dalam gua yang dapat dipakai untuk menghindarkan diri dari banjir.
    12. Dalam setiap musibah setiap penelusur wajib bertindak dengan teman tanpa panik dan wajib patuh pada instruksi pimpinan penelusur.
    13. Setiap penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dasar pada kegiatan lebih sulit dengan perlengkapan yang memenuhi syarat. Ia wajib mempunyai pengetahuan tentang penggunaan peralatan itu sebelum menelusuri gua.
    14. Setiap penelusur gua wajib melatih diri dalam pelbagai keterampilan gerak menelusuri gua dan keterampilan menggunakan peralatan yang dibutuhkan.
    15. Setiap penelusur gua wajib membaca pelbagai publikasi mengenai gua dan lingkungannya agar pengetahuannya tentang SPELEOLOGI tetap akan berkembang. Bagi yang mampu melakukan penyelidikan atau observasi ilmiah, diwajibkan menulis publikasi agar sesama penelusur atau ahli speleologi dapat menarik manfaat dari makalah-makalah itu.

      TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA

      uuuu1. Gua Horisontal
      Medan pada gua horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.
      Lumpur
      Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.
      Air.
      Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam gua. Yang harus diingat berenang di dalam gua sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam gua kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.
      Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk gua yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.
      Climbing
      Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan.
      Gua Tertutup Air.
      Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.
      2. Gua Vertikal
      BiasTanya untuk penelusuran gua vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali.
      Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :
      1. Texas system
      Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.
      2. Frog Rig System
      Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan.
      Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :
      - System Rope Walker
      - Michele System
      - Floting cam Sistem
      - Jummar system
      Lintasan Vertikal
      Ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui :
      1. Intermediate
      Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding gua dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding gua. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.
      Caranya seperti berikut.
      1. Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
      2. Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
      3. Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
      4. Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
      5. Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop.
      6. Buka kunci dan lanjutkan Ascending.
      2. Deviasi
      Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding gua dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya.
      Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding gua. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :
      - Kunci descender pada saat descender menekan runner.
      - Pasang Cowstail pada runner.
      - Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.
      3. Lintasan Sambungan Tali
      Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.
      Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran gua bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :
      1. Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
      2. Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
      3. Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
      4. Buka croll dengan bantuan foot loop.
      5. Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar.

      PERALATAN PENELUSURAN GUA

      images1. Helm Speleo
      Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Pada bagian depan terdapat tambahan peralatan yang berfungsi sebagai alat penerangan.
      2. Boom (Generator Karbit/Lampu Karbit)
      Alat yang berupa tabung yang dihubungkan ke helm. Terdiri dari 2 bagian, tabung atas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator, saluran gas dan tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.
      3. Alat Penerangan
      - Elektrik : senter, head lamp
      - Non Elektrik : karbit, lilin.
      4. Cover All (Baju Lapangan).
      Adalah sebuah pakaina khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian atas dan bawah tersambung, bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari parasut yang tidak terlalu tebal dengan bagian yang sering mendapatkan gesekan di buat dengan bahan yang lebih tebal.
      5. Sepatu
      Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan sepatu yang biasa digunakan oleh militer.
      6. Sarung Tangan
      Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali, maupun dari gesekan dinding gua yang tajam dan kasar.
      7. Pelampung
      Digunakan pada penelusuran gua-gua berair.
      8. Masker
      Digunakan untuk menghindari/mengurangi terhirupnya gas-gas dan bahan-bahan beracun yang kita temui di dalam gua.
      9. Peralatan SRT
      Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, Karena beberapa peralatan harus disesuiakan dengan ukuran tubuh kita. Dalam satu set SRT terdiri dari :
      10. Seat Harness
      Digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pinggang dan paha anda
      11. Ascender
      Digunakan untuk naik atau memanjat lintasan tali. Dibedakan menjadi hand ascender, dipegang tangan dan chest ascender diikatkan di dada. Macamnya :
      - Hand jummar
      - Croll
      - Basic jummar
      - Jumar
      12. Descender
      Digunakan untuk menuruni lintasan tali. Macamnya :
      - Capstand, terdiri dari dua jenis, yaitu ; simple stop (bobbin/non auto stop) dan auto stop.
      - Racks, ada dua model, yaitu open dan close racks.
      - Figure Of Eight.
      - Millon Rapid (MR), ada 3 macam, yaitu :
      - Delta MR, digunakan untuk menyambung 2 seat harness.
      - Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung seat harness.
      - Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR.
      - Chest Harnest. Digunakan untuk mengikatkan seat harness dengan dada.
      - Cowstail. Dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satu ujung tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman, sedangkan yang panjang dihubungkan dengan Hand Ascender dengan tubuh.
      - Foot Loop. Digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender.
      Peralatan Team (Team Equipment)
      Adapun yang termasuk peralatan team adalah sebagai berikut :
      1. Carmantel Rope
      Tali yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan dalam panjat tebing, namun yang paling baik adalah tali static.
      2. Carabiner.
      Digunakan sebagai alat pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Macam-macam Carabiner :
      - Carabinner Screw Gate
      - Carabinner Oval
      - Carabiner Non Screw Gate
      - Delta Carabiner
      3. Webbing
      Digunakan untuk pemasangan tambatan.
      4. Ladders
      Atau sering di sebut tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu. Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan over hang.
      5. Padding.
      Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Biasanya diguakan dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan.
      6. Rope Protector.
      Digunakan sebagai alas tali untuk menghindari gesekan.
      7. Pengaman Sisip
      Pengaman yang digunakan untuk membuat tambatan.
      Macamnya sebagai berikut :
      - Chock Stopper
      - Hexentrik
      - Friend
      - Jummer Knot
      - Bolts
      - Paku Piton
      - Cok ston
      - Hanger
      8. Peralatan Lainnya.
      - Driver
      - Spit
      - Hammer
      - Pulley
      - Hammer
      - Tacket Bag
      - Bombement Deviatur
      - Roll Medule

0 komentar:

Posting Komentar